Senin, 03 September 2012

Rasa malu adalah akhlak yang dicintai oleh Allah


Sebagaimana sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam:


(( إنَّ الله حيي سِتِّير يحب الستر والحياء )) 


((الإيمان بضع وسبعون شعبة ، أفضلها قول لا إله إلا الله ، وأدناها إماطة الأذى عن الطريق ، والحياء شعبة من الإيمان)) 

((دعه فإن الحياء من الإيمان))


”Sesungguhnya Allah Mahamalu dan Mahatertutup, Dia meyukai ketertutupan dan rasa malu.” (HR. Imam Abu Dawud dan Imam an-Nasaa’i) 

Rasa malu bagian dari Iman, setiap kali rasa malu bertambah pada diri seseorang maka bertamblah keimanannya. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

”Iman itu ada 60 atau 70 sekian cabang, yang paling utama adalah (ucapan) Laa ilaaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu termasuk salah satu cabang dari iman.” (HR. Imam Abu Dawud dan Imam an-Nasaa’i) 
Dan hadits dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melewati seorang laki-laki dari kalangan Anshar yang sedang menasehati saudaranya karena sifat malu (yang ada pada diri saudaranya tersebut). Maka Nabishallallahu 'alaihi wasallam bersabda:[r[pb[ 

”Biarkan dia, karena sesungguhnya rasa malu adalah bagian dari Iman.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dalam ash-Shahihain) 

0 komentar:

Posting Komentar