Kamis, 23 Agustus 2012

Hikmah Menghormati Orang Tua :

Di riwatkan, Ali radiyallahu’anhu berangkat ke masjid hendak menunaikan shalat fardhu. Di tengah perjalanan, ia terhadang oleh seorang kakek yang berjalan tertatih-tatih. Kakek yang sudah renta itu berjalan perlahan tetapi mengambil posisi di tengah, bukan di tepi. Padahal jalan yang mereka lalui tidak terlalu lebar, sehingga jika sahabat Ali berusaha mendahului si kakek, ia khawatir akan menabrak, atau setidaknya menyerempet.

Yang membuat Ali bingung, karena ia saat itu sudah hampir terlambat mengikuti shalat berjamaah. Jika tidak berjalan cepat dengan mendahului si kakek, ia akan terlambat sampai di masjid. Tetapi karena si kakek tidak juga mengubah posisinya dan juga kecepatannya, akhirnya memaksa Ali untuk bersabar. Dugaannya pun benar, ketika sampai di masjid ia telah tertinggal shalat berjamaah.

Tapi pepatah yang mengatakan, “Yang tua menyayangi yang muda dan yang muda menghormati yang tua,” adalah pepatah bagus yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Apa yang dilakukan sahabat Ali mungkin tidak akan dilakukan oleh orang lain.

Betapa hormatnya ia kepada kakek yang berjalan di depannya. Walaupun ia tahu sang kakek tersebut berjalan lambat tidak untuk pergi ke masjid, tetap ia sangat menghormatinya. Beliau pun tidak berkeinginan mengganggu dengan mendahuluinya, khawatir sang kakek terkejut atau terdesak jalannya karenanya.

Bila terhadap orang yang tak dikenal saja begitu, semestinya kita lebih hormat lagi terhadap orangtua yang kita kenal, atau bahkan orangtua kita sendiri. Tetapi kenyatannya, menghormati orangtua sendiri sering kali tidak lebih mudah dari pada menghormati orangtua lain.

Justru terhadap orangtua sendiri, kakek dan nenek sendiri, yang sering bertemu, sering terjadi perbedaan pendapat, perbedaan persepsi, perbedaan kebiasaan yang mengakibatkan sering terjadi kesalahpahaman. Akhirnya percekcokan juga yang terjadi. Dan memang penyakit yang satu ini lebih mungkin menyerang mereka yang masih satu keturunan darah daging dibanding dengan orang lain.

Sebagai yang tertulis dalam surat Al Israa’ 23 mengatakan:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً

Artinya,” …Hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

Akhirnya, untuk menjaga istiqamah kelurusan niat kita, teruslah mengingat janji-janji Allah akan keutamaan-keutamaan merawat orangtua seperti ini. Rasulullah saw ditanya tentang peran kedua orangtua. Beliau lalu menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR Ibnu Majah).

0 komentar:

Posting Komentar