Sabtu, 18 Agustus 2012

Hikmah Konsep Bisnis ala Abdurrahman bin Auf :

Diriwatkan bahwa Abdurrahman bun Auf di persaudarakan dengan seorang Anshar warga asli Madina yakni Saad bin Rabi. Sa'ad menawarkan separuh hartanya, namu Abdurrahman  menolak , ia hanya minta di tunjukan jalan menuju Pasar. Disana beliau hanya berjualan Mentega dan Keju sehingga sukses besar.

Kisah lainnya menyebutkan bahwa Abdurrahman juga di pinjamin uang dengan uang itu ia membeli sebidang tanah di samping pasar yang telah ada. Saat itu pasar yang ada adalah milik seorang yahudi dengan konsep serupa mall seperti sekarang. Pedagang boleh berjualan dipasar itu dengan menyewa tempat pada pemilik tanah.

Abdurrahman pun lalu membuat pengumuman bahwa siapa saja boleh berdagang ditanahnya tanpa harus menyewa. Hanya bila untung pedagang menyisihkan sebagian uang (fee atau bagi hasil ) bagi Abdurrahman selaku pemilik tanah. Bila tidak ada keuntungan mereka tak perlu membayar apapun.

Sontak hanpir semua pedagang pindah ke pasar Abdurrahman bin Auf, bagi mereka ini lebih adildan tak merugikan pedagang sama sekali. Maka konsep ibi menjadi salah satu rujukan bagi pengembangan system ekonomi syariah sekarang.

Rasullullah SAW kemudian membangun budi pekerti atau akhlak masyarakat, ia percaya itulah pondasi untuk membangun masyarakat. Ia tekankan pentingnya semua orang untuk berlaku santun dan saling menghormati. Ia tunjukan keutamaan manusia untuk bekerja dan bukan meminta-minta . Ia tegaskan "tangan di atas (memberi) lebih baik dari tangan dibawah (menerima). Juga keharusan untuk membantu tetangga atau orang kesusahan tanpa melihat suku maupun agama. Muhammad SAW bahkan melarang pengikutnya untuk menghormati dirinya secara berlebihan, ia tak mau dihormati berlebihan seperti penghormatan yang diberikan pada Nabi Isa.

0 komentar:

Posting Komentar